Adakah yang Salah Menjadi Baik?

66244573_10219091199011500_4993078925333626880_n

Menjadi baik bukan lagi hal yang mewah dan diinginkan sekarang ini. Buku “On Being Nice” ini mengajak untuk mendiskusikan seperti apakah ‘menjadi baik’. Buku ini adalah salah satu seri dari School of Life.

Bab 1 memaparkan kenapa orang cenderung enggan untuk disebut baik. Ada penilaian-penilaian tertentu yang melekat ketika kata baik diucapkan. Bisa jadi kita rata-rata, lemah, atau karena kita tidak tegas. Kenapa bisa begitu, ya?

Pada bab 2 barulah dikupas apa itu “kindness”. Sebenarnya begitu mudah untuk menjadi baik. Tak banyak terjal yang akan menghalangi. Begitulah bab 2 buku ini mencoba meyakinkan. Misalnya, kita pesan food-delivery tetapi pesanan kita tak kunjung datang. Nah, keadaan yang tak sesuai versi ideal kita memancing kita pada kesimpulan yang terburuk. Buru-buru menyimpulkan hal terburuk memancing kita memaki, mengamuk, dan lain-lain. Padahal, bukankah masih ada jalan lain yang bisa kita pilih? Ya, dengan jalan berbaik sangka pada setiap kejadian?

Kenapa bisa kita bergegas menyimpulkan hal terburuk? Buku ini mengatakan ‘self hatred’. The less we like ourselves, the more we appear in our own eyes as plausible targets for mockery and harm.

Bagian favorit saya ada pada bab terakhir buku ini. Bab terakhir buku ini bicara tentang “Charm”. Baik tidak selalu membosankan. Justru menjadi baik menyimpan pesona yang dalam.

Menjadi baik itu salah satunya menjadi orang yang hangat. Orang yang hangat berarti memahami bukan sekadar luarnya, tapi mencoba menyelami akar dari tindakan/sikap seseorang atau mendalami mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi. Bagaimanapun kuatnya tampilan luar seseorang, orang yang hangat memahami ada behind the scene berupa perjuangan ataupun kegagalan. Saya suka ungkapan buku ini untuk orang yang hangat ‘a cheese sandwich, a glass of milk, and hug‘ (maaf, saya memang hopeless romantic )

Menjadi baik versi buku ini bukan hal yang mewah. Karena menjadi baik harus tertuang di keseharian, bukan hanya pada hari tertentu. Kenali diri kita agar dapat memperlakukan yang liyan dengan versi terbaik diri.

2 thoughts on “Adakah yang Salah Menjadi Baik?

Leave a comment