Sirah Rasulullah dalam Puisi

Shalawat dan Salam untukmu ya Rasulullah. Biografi dan buku sirah yang tebal-tebal sudah banyak kita temukan dan baca untuk mengenal, memahami, dan mencintai Insan paling mulia ini. Dari buku ini, kita tak akan menemukan detail seperti kita temukan di buku sirah nabawiyah lainnya. Tak juga akan disuguhi narasi ritmis seperti pada buku Muhammad yang ditulis Tasaro GK.

Memilih buku ini karena saya tertarik jalan hidup terbaik dari Insan paling mulia di muka bumi ini dituangkan dalam sajak. Meski dalam sajak, kronologis, nama tempat, nama tokoh yang sejatinya memang ada, serta inti peristiwa tertuang dengan jelas. Misalnya pada penggambaran Kaum Anshar: “The prophet said: “if the Ansar walk along a valley and all the people walk another way. I would walk with the Ansar. All people are like outer clothes and Ansar are like inner garments.”

Beberapa hadits yang merupakan perkataan Rasulullah tetap ditulis oleh penulis dan bahkan jadi satu kesatuan bait. Seperti ketika Rasulullah menyampaikan Al-Maidah ayat 3 saat Haji Wada, bait demi bait menyampaikan suasana haru serta pesan penting Rasulullah. Bait demi bait ketika saya baca, ah betapa naif dan bahlul ketika saya masih merasa sendirian. 104 tahun yang lalu kira-kira, ada seorang mulia yang mengingat saya, mengingat kita semua, saat ajal menjemputnya…”ummati…ummati…umatku…umatku…”

Moin Udin Khan menuliskan:

He was a man who was handsome With glowing countenance.

He was of smart appearance.

He had deep black eyes and long eye lashes.

When he was silent, he was deliberate and composed.

His expression were August wherever he spoke.

He was well spoken, distinguish in utterance.

Talking neither excessively, nor was the message insufficient.

His words flowing like a perfect string of pearls.

A noble man in the company of other nobles.

Buku ini kuperoleh dari @thahirahbooks yang senantiasa menyediakan buku impor keislaman yang berkualitas.

2 thoughts on “Sirah Rasulullah dalam Puisi

Leave a comment